209 Kades di Bondowoso Ikuti Peningkatan Kompetensi Desa

28 December 2021


Sebanyak 209 Kepala Desa (Kades) se Kabupaten Bondowoso mengikuti Kegiatan Peningkatan Kompetensi Kepala Desa yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Timur menggandeng DPMD setempat, Di Aula Balai Latihan Kerja (BLK) Tangsil Kulon, Senin (27/12/2021).
Kepala DPMD Jatim, Soekaryo mengatakan, untuk mencapai kemandirian desa melalui BUMDes, pada kegiatan itu, pihak sengaja mendatangkan sejumlah narasumber. Mereka memang sudah ahli dalam bidangnya masing-masing. Diharapkan, para kepala desa yang hadir, memiliki semangat untuk maju dan berinovasi, berkreasi dan berinovasi.
 "Artinya bisa membangun desanya dengan cara meningkatkan ekonomi," ujarnya.
Pihaknya juga mendatangkan ketua UMKM Provinsi Jawa Timur, untuk mengajak desa agar punya usaha sehingga desa menjadi mandiri, sehingga para kades tidak terlalu bergantung pada Dana Desa (DD). Terlebih menurutnya dana tersebut belum tentu ada.
"Kalaupun ada tetap harus ada unit usaha," bebernya.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bondowoso ini, salah satu usaha yang dapat dikembangkan oleh desa melalui BUMDes adalah membuka Pertashop, atau pom mini milik desa yang bekerjasama dengan pihak Pertamina. 
Untuk mendirikan usaha itu, menurutnya harus menyertakan modal untuk Pertashop, minimal Rp 350 juta. Uniknya, jika satu desa dirasa belum mampu untuk mendirikan secara mandiri. Maka, dapat bekerjasama dengan desa yang lain, hingga tercapai penyertaan modal tersebut. Catatannya, usaha itu dibangun di atas tanah kas desa yang berdekatan atau berada di pinggir jalan raya. 
"Sehingga mobil tangki Pertamina bisa masuk," cetusnya.
Selain itu, BUMDes yang akan dibangun juga harus menyesuaikan dengan potensi masing-masing desa. Artinya usaha itu, tidak hanya dapat berupa Pertashop saja.
"Misalnya BUMDes wisata dan sebagainya," imbuhnya.
Sementara Kepala DPMD Bondowoso, Haeriyah Yuliati mengatakan, dari semua desa yang terdapat BUMDes, hanya 30 persen yang aktif hingga saat ini. Banyaknya BUMDes yang belum berjalan maksimal itu, berdasarkan hasil evaluasi pihaknya, diperkirakan karena beberapa hal. Salah satunya karena salah dalam penentuan jenis usahanya. 
"Kita harus tahu potensi (desa, red) itu apa," paparnya.
Pihaknya menjelaskan, setiap desa memiliki potensi beragam. Antar desa memiliki peluang usaha yang tidak sama. Dirinya menyebut, potensi tersebut diantaranya pertanian, wisata atau perdagangan.
"Itu yang harus digali untuk menjadi jenis usaha di BUMDes," paparnya.
Untuk itu, pihaknya berkolaborasi dengan DPMD Provinsi Jatim untuk melakukan upaya pemberdayaan BUMDes. Sekaligus pembekalan kepada 171 kades yang baru saja dilantik yang membutuhkan wawasan dan ilmu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
"Gayung bersambut, DPMD Provinsi juga memiliki keinginan yang sama melakukan pembekalan para kades," pungkasnya.