Kenalkan Karakter Bencana Dan Cara Penanggulangan, 500 Pelajar Dididik Tanggap Bencana

23 May 2019


Memasuki tahun kelima sejak 2015 silam, sebanyak 500 pelajar di Kabupaten Bondowoso kembali didaulat menjadi Siswa dan Santri Tanggap Bencana (Sistana).
Pembentukan Sistana sendiri, menurut Bupati Bondowoso, KH Salwa Arifin merupakan bentuk upaya dafi mitigasi dan kesiapsiagaan dalam menanggulangi terjadinya bencana. Disampaikan Bupati kelahiran Bondowoso ini, penanggulangan bencana bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama yang didalamnya juga termasuk pelajar.
“Untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM), salah satunya adalah memberikan fasilitas kepada siswa dan santri. Sehingga nantinya, terbentuk SDM yang tanggap, tangkas dan tangguh dalam menanggulangi bencana,” tutur Bupati Salwa saat menghadiri pembentukan Sistana di Pendopo, Senin (20/5/2019).
Dengan dibentuknya Sistana ini, diharapkan Bupati Salwa, para siswa dan santri yang tergabung dapat menjadi kader relawan tanggap bencana. Selain itu, menurutnya, kader yang mengikuti kegiatan Sistana dapat mengimplementasikan ilmu serta keterampilan yang diperoleh baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggal.
“Sehingga mampu mengenali ancaman resiko di lingkungannya baik mengelola informasi peringatan dini, memahami rambu peringatan serta dapat mengurangi kepanikan saat melakukan evakuasi waktu terjadinya bencana. Nanti pada gilirannya dapat memberikan kontribusi atas keselamatan masyarakat,” ucapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Kukuh Triatmoko menjelaskan, bahwa para siswa dan santri yang didaulat sebagai Sistana ini nantinya akan mendapatkan pelatihan mitigasi serta mengenali karakteristik bencana di Bondowoso.
“Mereka dapat melakukan penanggulangan bencana setelah mengenali karakter bencana, baik kepada diri sendiri, keluarga maupun warga lainnya,” pungkasnya.(kominfo)