Pastikan Harga Bahan Pokok Stabil, Pemkab Bondowoso Gelar Pasar Murah Ramadhan

24 May 2019


Menjadi agenda tahunan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso jelang Hari Raya Idul Fitri 1440 H serta dalam rangka menekan melonjaknya harga bahan pokok, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) menggelar Pasar Murah Ramadhan di alun-alun Raden Bagus Aksa (RBA) Ki Ronggo, Rabu (22/5/2019).
Dengan menggandeng 24 instansi vertikal dan Industri Kecil Menengah (IKM), Pasar Murah yang secara resmi dibuka oleh Bupati Bondowoso, KH Salwa Arifin ini, menyajikan aneka bahan sembako serta kebutuhan masyarakat lainnya dibawah harga standar pasar.
Bupati Salwa dalam sambutannya menuturkan, selain operasi pasar, digelarnya pasar murah Ramadhan ini juga merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemkab Bondowoso untuk memastikan harga bahan pokok di pasaran stabil.
“Pasar murah ramadan ini merupakan salah satu upaya Pemkab Bondowoso melalui Diskoperindag untuk memudahkan masyarakat mendapatkan kebutuhan bahan pokok dengan harga relatif terjangkau,” jelas Bupati kelahiran Bondowoso ini.
Diakui Bupati Salwa, bahwa seperti biasa saat bulan Ramadhan permintaan kebutuhan bahan pokok di masyarakat cenderung terus meningkat. Sehingga berdampak terhadap kenaikan harga. Menurutnya, kondisi tersebutlah, yang kemudian menjadi persoalan tidak mudah bagi sebagian masyarakat khususnya warga miskin.
“Sangat efektif sekali. Karena kan barang-barang yang dijual harganya murah,” ucapnya.
Sementara, Kepala Diskoperindag Kabupaten Bondowoso melalui Kabid Perdagangan, Suhartono, harga yang dijual di pasar murah tersebut dipastikan separoh dari harga pasar.
“Harganya ini disubsidi pemerintah daerah,” ungkapnya.
Satu paket sembako yang isinya diantaranya, beras, gula, minyak goreng dan mie instan itu, disampaikan Suhartono, bisa didapatkan oleh masyarakat dengan harga Rp30ribu saja.
“Kami sediakan sebanyak 2500 paket sembako. Masyarakat yang sudah mendapatkan kupon, bisa membeli dengan harga Rp30ribu. Dengan harga standart Rp60ribu,” jelasnya.
Dirinya menyebut bahwa pelaksanaan pasar murah Ramadhan ini tetap dilaksanakan setiap tahun karena dinilai cukup efektif dalam menekan inflasi. Menurut Suhartono, sampai hari ini angka inflasi berada diangka 0,4 persen. Artinya, antara persediaan barang dan daya beli masyarakat masih stabil.
“Tujuan utamanya menekan inflasi. Supaya harga-harga tidak meroket. Berarti bisa dikategorikan daya beli menurun atau memang tidak ada daya beli. Ini kita ukur untuk menekan itu dari produk-produk masyarakat, khususnya di ramadan ini pada posisi harga pangan,” katanya.(kominfo)